SYALLOM, MAMPIRLAH DI BLOK KAMI.

SYALLOM, MAMPIRLAH DI BLOK KAMI.

Minggu, 21 Agustus 2011

Selasa, 05 April 2011

Foto Kegiatan Sanggar Sengalang Burong ( SSB )

Anggota Sanggar Sengalang Burong 2009. Dalam Rangka Penyambutan Kunjungan Bidayuh Assosiation of Serawak
 

 Selamat Datang di Betang Pontianak ( Sambutan dari Sanggar Sengalang Burong / SSB )

Para Personil Musik SSB. 2009

Betang Pontianak 2009

Sajian Tari dari Sanggar Sengalang Burong 2009


Tari Begurau Ngutek Pangan di Pendopo Gubernur kalbar 2009 Oleh Sanggar Sengalang Burong

Anggota Sanggar Sengalang Burong dalam Kegiatan FBBK 2009 Pontianak

Kamis, 22 Oktober 2009

Pembagian Tari

Berdasarkan Pola Artistik Garapan Tari di Indonesia, tari terbagi menjadi dua:


1. Tari Tradisional

2. Tari Kreasi Baru


a. Tari Tradisional: Semua Tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama yang selalu bertumpu pada pola – pola tradisi yang telah ada.



1. Tari Tradisional di bagi atas nilai artistic Garapan yaitu:

a. Tari Primitif ( pertama ada / masa purba )

b. Tari Rakyat ( berkembang di kalangan rakyat )

c. Tari Klasik ( Tari Istana )


Tari Primitif: adalah tari yang memiliki bentuk gerak yang belum di garap secara koreografis, gerak-geraknya sederhana, iringan musiknya juga sederhana, serta pakaian dan riasnyapun sangat sederhana pula. Jenis tarian ini terdapat di seluruh dunia biasanya terdapat pada penduduk asli yang masih melanjutkan tata kehidupan budaya purba. Di Indonesia terdapat di setiap pulau, terutama pada penduduk asli suku-suku Dayak di Kalimantan, Masyarakat Jawa Pedesaan, Masyarakat Bali, Masyarakat Irian Jaya dll. Semua tarian Primitif mempunyai sifat – sifat magis dan sakral atau suci. Gerak tarinya sangat sederhanahanya terdiri dari depakan – depakan kaki, langkah-langkah kaki yang sederhana, ayunan tubuh serta gerakan kepala dengan tekanan tekanan tertentu. Tari Primitif lebih menggungkapkan kehendak atau keyakinan, semua gerakan di maksudkan untuk tejuan-tujuan tertentu, misalnya: untuk berperang, Upacara Kelahiran, Perkawinan, Kematian. Iringan musiknya juga sederhana terdiri dari pukulan-pukulan ritmis pada gendang, tong-tong, genta-genta kecil, bahkan hanya dengan tepukan tangan maupun teriakan saja. Intrumen tiup berupa seruling maupun terompet, di buat dari kayu atau bambu bahkan kerang-kerangan. Walaupun tarian ini jelas tidak untuk di tonton dan di nikmati nilai artistiknya, tetapi kadang kala juga memiliki nilai-artistik yang cukup tinggi. Misalnya tari – tarian pada masyarakat Dayak, tari mandau, tari Hudoq dll. Tarian ini mempunyai daya tarik yang cukup besar dan sekarang masih hidup dan berkembang di linkungannya masing-masing.



Istilah Primitif di ambil dari kata Latin yaitu: Primus yang berarti Pertama.



Tari Rakyat muncul di zaman feodal d tandai dengan munculna kerajaan Hindu sekitar tahun 400 masehi dan sejak saat tu, Indonesia terdapat dua golongan masyarakat, yaitu golongan Bangswan dan Golongan Rakyat Jelata sebagai golongan miskin. Selagi seni merupakan seni yang paling dekatkaitannya dengan kehidupan manusia dan tari merupakan ungkapan seni yang paling gampang, tetapi dapat pula menjadi yang paling sulit, maka tari bukan hanya berkembang di kalangan raja saja tetapi juga berkembang di kalangan rakyat jelata. Hasil garapan rakyat jelata masih tetap sederhana dan banyak berpijak pada warisan seni primitif. Sedangkan yang berkembang di kalangan istana adalah garapan yang masak atau tertata dari berbagai segi artistiknya. Tari Rakyat sendiri adalah tari yang mengungkapkan kehidupan rakyat, yang masih berpijak pada unsure budaya Primitif. Misalnya: Tari Pilanduk ( Kanayatn ), Kuda Kepang, Ndolalak di Jawa Tengah, Tari Sanghyang di Bali, Tari Pinggan Mualang dan tari Pedang Mualang serta Ngajat terdapat di hampir seluruh wilayah Perhuluan Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, Serawak Malaysia dsb.


Tari Klasik adalah tari yang semula berkembang di kalangan Raja dan Bangsawan dan telah mencapai kristalisasi artistic yang tinggi dan telah pula menempuh jalan sejarah yang cukup panjang hingga memiliki pula nilai tradisional. Tetapi tari tradisional belum tentu mempunyai nilai klasik, sebab tari klasik selain memiliki ciri tradisional harus pula mempunyai nilai artistik yang tinggi. Contohnya: Banyak terdapat di keraton – keraton Yogya, Solo.

Istilah Klasik diambil dari kata Latin yaitu: Classici artinya Golongan masyarakat yang paling tinggi pada zaman Romawi kuno. Dipergunakan untuk menyebut karya-karya penulis Romawi yang baik oleh Aulus Gelius ( seorang penulis Romawi )


Apakah di Kalimantan Barat ditemukan tarian klasik ? Kalimantan Barat mempunyai kraton hampir di setiap kabupaten Kota ?

Jawabannya tidak terdapat tarian klasik di Kalimantan Barat, di karenakan kraton yang ada di Kalimantan bukanlah kraton yang lahir dari komunitas masyarakat lokal atau penduduk asli, melainkan karena percampuran kebudayaan sebagian penadatang / gujarad ( pedagang ) dan warga lokal yang kemudian membentuk kerajaan kecil ( setempat ), raja-raja yang ada bukan berasal dari penduduk asli melainkan dari pendatang yang di tokohkan oleh masyarakat setempat. Hal ini menyebabkan kesenian tari kurang mendapat perhatian khususnya dari raja. Sedangkan di kraton Jawa, kerajaan terbentuk dari masyarakat Jawa, dan Rajanya Masyarakat lokal, hingga kesenian lokal masyarakat cukup mendapat perhatian. Demikian juga di kalangan kraton, raja dapat menciptakan tarian khusus yang mempunyai nilai estetika dan artistic yang tinggi untuk kalangan Istana.

b. Tari Kreasi Baru atau Tari Modern: Ungkapan seni yang tidak berpola pada tradisi, tetapi lebih mengutamakan garapan baru yang tidak berpijak pada standar yang telah ada.